W7mQLprqVQCi3tVCpPNyPSxFeYFCp5Up0iG8r9Ay

Cara Menulis Outline Novel Ala Haris Firmansyah

Cara Menulis Outline Novel Ala Haris Firmansyah · Bab 1 · Bab 2 · Bab 3 · Bab 4 · Bab 5 · Bab 6 · Bab 7 · Bab 8

Cara Menulis Outline Novel – Dewasa ini blogger sepertinya pada gencar menulis, dalam artian menulis yang lebih banyak. Bisa cerpen maupun novel. Bukan hal yang mustahil sih kalau blogger punya karya yang serius, punya ISBN yang terdaftar di perpus nasional. Karena sekarang blogger pada variatif, punya pergaulan yang luas, sehingga memiliki cerita yang luar biasa yang dapat dibukukan.  Pertanyaannya bagaimana sih cara menulis novel itu?

Raditya Dika sering dijadikan kiblat seorang blogger untuk menulis novel. Padahal sebenarnya banyak kok blogger lain yang menulis buku. Hanya saja kekerennya kalah banyak. Makanya pamor Raditya Dika lebih tersohor.

Dalam sebuah kesempatan saya pernah ngobrolin novel sama Haris Firmansyah. Dia adalah penulis 3 Koplak Mengejar Cinta. Buku terakhirnya adalah petualangan Seperempat Abad. Ini bisa jadi the next Raditya Dika kalau menurut saya. Jadi buat kamu yang pengen nyari kiblat penulis muda, ke Haris juga bisa. Karena Raditya Dika sekarang lebih ke film, mungkin karena film lebih banyak menghasilkan duit kali ya.

Cara Menulis Outline Novel



Cowok yang paling suka sama anime Yukitate ini sempat bilang ke saya, setidaknya ada 13 bab untuk membuat novel itu utuh.

Cara Menulis Outline Novel Ala Haris Firmansyah

Meski sebenarnya jumlah bab tidak bisa menjadi patokan dalam menulis. Namun penggagas Hirawling Kingdom ini membagikan ‘template’ menulis novel sebagai berikut.

Bab 1 

Isi dengan perkenalan tokoh.

Menurut saya sih  benar aja. Pengenalan tokoh di awal berguna untuk memancing para pembaca supaya membuka halaman novel berikutnya, dan berikutnya lagi.

Bab 2 

Mulai masuk ke penderitaan tokoh

Ini bisa dibilang sebagai konflik awal. Berguna untuk memberikan sedikit kejutan, bisa juga mengajak pembaca untuk menduga-duga. Dengan begitu pembaca lebih merasa penasaran untuk melanjutkan membaca novel kita.

Bab 3 

Ceritain bagaimana usaha tokoh untuk bangkit

Setelah mendapatkan konflik, buat solusi. Terangkan bagaimana cara tokoh yang kamu buat untuk bergerak dari masalah yang dialaminya. Bisa dengan menggunakan solusi yang salah, bisa juga yang benar. Namun harus tetap menggunakan cara yang manusiawi.

Bab 4 

Berikan rintangan yang menghalangi tokoh 

Tokoh sudah mendapatkan solusi untuk bangkit. Kemudian bubuhkan rintangan lain. Sehingga pembaca dapat berkomentar, ‘wah seru nih’ atau sebagainya.

Bab 5 

Bikin tokoh menemukan inspirasi untuk mengubah nasibnya

Inspirasi mengubah nasib menurut saya lebih ke pendewasaan diri. Sama halnya ketika kita mengalami masalah. Kita harus bertindak untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Kemudian, kita belajar, apakah solusi yang kita pilih ini sudah benar atau belum. Dengan begitu nasib kita bakal berubah. Kira-kira begitu.

Bab 6 

Buat tokoh seolah-olah melakukan perjuangan

Ini lebih ke konflik utama. Kamu bisa membubuhkan drama untuk membuat cerita dalam novel kamu lebih menegangkan.

Bab 7 

Tokoh mendapatkan apa yang dia mau

Buat tokoh utama kamu bahagia dengan apa yang sudah dia dapatkan. Karena tokoh dalam novel yang baik itu sejatinya sama seperti kehidupan manusia pada umumnya. Jadi bikin cerita selogis mungkin.

Bab 8 

Tokoh merasa jadi lebih baik

Proses pendewasaan adalah memahami apa yang sebenarnya baik dan apa yang sebenarnya buruk untuk diri kita sendiri. Untuk itu buat tokoh kita melakukan proses pendewasaan ini.

Bab 9 

Bikin apa yang sudah didapatkan oleh tokoh mendadak lenyap

Tokoh dibuat istigfar. Bahwa sebenarnya mendapatkan jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankan. Semacam drama gitulah, misal di awal-awal tokoh berhasil mendapatkan teman baik, namun karena sesuatu teman baiknya ini enggan menemuinya lagi.

Bab 10 

Buat tokoh merasa terpuruk

Buat tokoh kamu tergugah hatinya. Setelah berhasil sadar akan kesalahan, maka yang biasa kita lakukan adalah memahami ‘Wah, seharusnya gue tidak layak melakukan ini.’ Terpuruk adalah kata yang cocok untuk kondisi ini. Dan seetul-betulnya penyesalan, memang berada di akhir bukan?

Bab 11 

Tokoh melakukan usaha akhir

Tokoh dibuat berpikir sedemikian rupa. Lalu mengambil hikmah dari segala kejadian yang sudah dialami dalam cerita.

Bab 12 

Tokoh mendapatkan kemenangan yang nyata

Happy Ending, kadang sebgaian kita lebih menyukai akhir yang bahagia bukan? Nah, bikin tokoh kamu bahagia dengan apa yang dia dapatkan melalui pelajaran hidup yang telah dialami tokoh-tokohmu.

Bab 13 

Tokoh dibikin mikir dengan pemahaman bahwa apa yang dia inginkan bukanlah sesuatu yang dia butuhkan 

Pelajaran hidup terakhir. Ini bisa memengaruhi pembaca untuk belajar sesuatu. Tapi sebaiknya jangan terkesan menggurui dalam bab ini ya.

Jadi seperti itulah cara menulis novel yang diberikan oleh Haris Firmansyah. Buat yang pengen nanya-nanya lagi, langsung aja lah ke twitternya @harishirawling

Posting Komentar